Menurut Mike Helgeson, CEO Gold'n Plump, salah satu produsen unggas terkemuka di Midwest, Amerika Serikat, konsumen sebetulnya dapat memberdayakan diri mereka dengan mengetahui kebenaran di balik fakta-fakta daging ayam.
“Kualitas dan kesegaran digunakan sebagai standar ayam yang baik. Namun, konsumen saat ini dipenuhi dengan kata-kata seperti antibiotik, hormon, dan bahkan flu burung,” kata Helgeson.
“Kebenaran dari masalah itu adalah, pasokan ayam tetap sehat dan aman untuk dikonsumsi. Anda tidak perlu khawatir jika memahami bagaimana ayam diproduksi dan dapat mengidentifikasi arti bermacam-macam label pada ayam.”
Helgeson berikan jawaban dari pertanyaan yang mengganggu para pemakan daging ayam. Pastikan Anda memilih ayam terbaik untuk keluarga.
Faktanya adalah, Anda tidak akan terkena flu burung dengan memakan ayam yang dimasak secara benar. Memasak ayam setidaknya 165 derajat Fahrenheit dapat memastikan bahwa ayam aman untuk dimakan.
Di negara tertentu seperti Amerika Serikat, penggunaan hormon dinyatakan ilegal dalam produksi unggas sejak 1952, sesuai dengan peraturan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Sementara di Indonesia, menurut Askam Sudin, Praktisi Perunggasan Senior dalam laman Poultry Indonesia, hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan yang mengandung hormon Diethylstilbestrol/DES dilarang diedarkan dan dipergunakan berdasarkan edaran Direktur Kesehatan Hewan pada 1983. Hormon tersebut termasuk dalam golongan obat keras.
“Dengan demikian tidak diperbolehkan peredaran dan penggunaan hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan,” kata Askam seperti dilansir dalam laman Poultry Indonesia. Jadi tidak perlu khawatir tentang hormon yang ditambahkan jika Anda mengonsumsi ayam dari sumber yang memiliki reputasi.
Untuk diberi label 'All Natural' sesuai dengan pedoman USDA, ayam harus diproses seminimal mungkin. Ayam dengan label 'All Natural' hanya melalui proses pemangkasan, pembersihan, pemotongan, dan dikemas tanpa menambahkan bahan buatan, pengawet, pewarna, atau pengisi.
Peraturan ketat dari US Food and Drug Administration (FDA) dan USDA mengharuskan ayam agar disapih dari semua antibiotik sebelum pengolahan. Sehingga sama sekali tidak ada antiobiotik atau residu antibiotik dalam ayam yang Anda beli dan disajikan untuk keluarga.
Para peternak memang kerap memberikan antibiotik kepada ayam yang sakit. Antibiotika selain berperan terhadap penyembuhan dan pencegahan juga digunakan sebagai feed additive atau memacu pertumbuhan.
Jika ternak yang mengandung redisu antibiotika dikonsumsi manusia maka kemungkinan besar akan menimbulkan masalah kesehatan. Di Indonesia, pemakaian antibiotika termasuk ke golongan obat keras yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Banyak konsumen merasa khawatir dengan pemakaian antibiotika yang berlebihan pada ternak ayam. Oleh sebab itu, berdasarkan laman Food Reference banyak produsen ayam bekerja untuk menemukan cara-cara baru untuk mengurangi penggunaannya tanpa mengorbankan kualitas perawataran hewan atau produk.
Mulailah dengan memilih merek terpercaya. Mereka biasanya menyediakan kualitas tinggi dari unggas segar. Jika tidak yakin produk apa yang harus dibeli, lihatlah merek yang kemasannya benar-benar jelas untuk memastikan daging sehat, dan tidak menyembunyikan sesuatu.
Selalu pilih ayam yang bersih, dingin, dan tertutup rapat. Sebagai tindakan pencegahan, cari produk yang memiliki tanggal terbaru pada kemasan untuk memastikan kesegarannya.
SOCIALIZE IT →